Senin, 07 Oktober 2013

21:15


06 Okt. 13
Tiba-tiba, pikiran negatif menggerayangi otakku
Sejenak, dia langsung menggiring otakku untuk berpikir yang tidak-tidak
Entah mengapa aku terjebak di dalamnya
Ingin segera ku tuk keluar dari labirin itu
Entah siapa yang salah, aku, dia, masa laluku atau masa lalu dia
Aaahhhh.. ! aku tak ingin mencari siapa atau apa yang salah
Ya...! sekarang yang aku ingin otakku tidak memikirkan itu lagi
Memang berat, aku tak ingin mengungkit-ungkit masalah itu lagi
Tetapi otakku terus menerus memikirkannya
Beberapa detik lalu aku bilang tuk tidak memikirkannya, tapi sekarang otakku menggiring aku lagi ke sana
Padahal  badan ini sangat letih dan ingin segera diistirahatkan
Otakku seakan melarangnya, dengan terus membawaku kedalam pikiran bodoh ini
Barangkali aku yang bodoh
Bodoh bodoh bodoh,,,,,stupid !
Yang punya otak adalah aku, tetapi aku tak kuasa tuk mengaturnya
Memang tak ada guna mencari siapa yang salah
Mungkin sekarang aku butuh ketenangan
aku butuh penyegaran
mungkin selama ini aku di bawah kendali keegoisan
atau aku tak sadar kalau aku sudah tak anak kecil lagI
jujur, aku sayang dia
bahkan aku mau menukar nyawaku untuk kebahagian dia
dan mungkin lagi aku terlalu kasar sama dia?
Sekarang tujuanku hanya membuat dia bahagia, aku ingin dia yang kusayangi merasa nyaman, tentram dan bahagia

Sampai saat ini aku baru bisa menunjukkan sayangku padamu dengan sifat kasar dan keegoisanku

I AM SORRY..



Minggu, 08 September 2013

HAKIKAT BAHASA


A.    PENGERTIAN BAHASA
Bahasa adalah sistem lambang bunyi yang arbitrer yang digunakan oleh para anggota kelompok sosial untuk bekerja sama, berkomunikasi, dan mengidentifikasikan diri. (Kridalaksana: 1983)
Bahasa memiliki pengertian yang sangat luas. Bahasa merupakan suatu sistem lambang bunyi ujaran yang digunakan oleh manusia untuk berinteraksi dalam kehidupan bermasyarakat. Suatu bahasa yang baik dan benar berdasarkan suatu sistem tertentu yaitu seperangkat aturan yang dipatuhi oleh pemakai bahasa tersebut yang memliki fungsi sebagai sarana komunikasi serta sebagai sarana integrasi dan adaptasi.

B.     ASPEK BAHASA
Bahasa merupakan suatu sistem komunikasi yang mempergunakan simbol-simbol vokal (bunyi ujaran) yang bersifat arbitrer, yang dapat diperkuat dengan gerak-gerik badaniah yang nyata. Ia merupakan simbol karena rangkaian bunyi yang dihasilkan oleh alat ucap manusia harus diberikan makna tertentu pula. Simbol adalah tanda yang diberikan makna tertentu, yaitu mengacu kepada sesuatu yang dapat diserap oleh panca indra.
Berarti bahasa mencakup dua bidang, yaitu vokal yang dihasilkan oleh alat ucap manusia, dan arti atau makna yaitu hubungan antara rangkaian bunyi vokal dengan barang atau hal yang dirujuknya itu. Bunyi itu juga merupakan getaran yang merangsang alat pendengar kita (yang ditangkap oleh panca indra kita, sedangkan arti adalah isi yang terkandung di dalam arus bunyi yang menyebabkan dua reaksi atau tanggapan dari orang lain).
Arti yang terkandung dalam suatu rangkaian bunyi bersifat arbitrer atau manasuka. Arbitrer atau manasuka berarti tidak terdapat suatu keharusan bahwa suatu rangkaian bunyi tertentu harus mengandung arti yang tertentu pula. Apakah seekor hewan dengan ciri-ciri tertentu dinamakan anjing, dog, hund, chien atau canis itu tergantung dari kesepakatan anggota masyarakat bahasa itu masing-masing.

C.    HAKIKAT BAHASA
Hakikat bahasa menurut Harimurti Kridalaksana dalam Kamus Linguistik edisi ketiga adalah sistem lambang bunyi yang arbitrer, yang dipergunakan oleh para anggota suatu masyarakat untuk bekerja sama, berinteraksi, dan mengidentifikasikan diri.
Ciri atau sifat yang hakiki dari bahasa yaitu: Bahasa itu adalah sebuah sistem. Bahasa itu berwujud lambang. Bahasa itu berupa bunyi. Bahasa itu bersifat arbitrer. Bahasa itu bermakna. Bahasa itu bersifat konvensional. Bahasa itu bersifat unik. Bahasa itu bersifat universal. Bahasa itu bersifat produktif. Bahasa itu bervariasi. Bahasa itu bersifat dinamis, dan bahasa itu manusiawi.

1.      Bahasa itu adalah sebuah sistem
Sistem berarti susunan teratur berpola yang membentuk suatu keseluruhan yang bermakna atau berfungsi. sistem terbentuk oleh sejumlah unsur yang satudan yang lain berhubungan secara fungsional. Bahasa terdiri dari unsur-unsur yang secara teratur tersusun menurut pola tertentu dan membentuk satu kesatuan.
Sebagai sebuah sistem,bahasa itu bersifat sistematis dan sistemis. Sistematis artinya bahasa itu tersusun menurut suatu pola, tidak tersusun secara acak. Sistemis artinya bahasa itu bukan merupakan sistem tunggal, tetapi terdiri dari sub-subsistem atau sistem bawahan (dikenal dengan nama tataran linguistik).
Tataran linguistik terdiri dari tataran fonologi, tataran morfologi, tataran sintaksis, tataran semantik, dan tataran leksikon.
2.      Bahasa itu berwujud lambang
Lambang dengan berbagai seluk beluknya dikaji orang dalam bidang kajian ilmu semiotika, yaitu ilmu yang mempelajari tanda-tanda yang ada dalam kehidupan manusia. Dalam semiotika dibedakan adanya beberapa tanda yaitu: tanda (sign), lambang (simbol), sinyal (signal), gejala (sympton), gerak isyarat (gesture), kode, indeks, dan ikon.
Lambang bersifat arbitrer, artinya tidak ada hubungan langsung yang bersifat wajib antara lambang dengan yang dilambangkannya.
Jenis tanda
Keterangan
Contoh
Tanda
(Sign)
Sesuatu yang dapat mewakili ide, pikiran, perasaan, benda, dan tindakan secara langsung dan ilmiah.
Ada asap tandanya ada api

Lambang
(simbol)
Menandai sesuatu secara tidak langsung, secara konvensional.
Bendera hitam tandanya ada orang meninggal
Sinyal
(signal)
Tanda yang disengaja dibuat oleh pemberi sinyal agar si penerima sinyal melakukan sesuatu.
Lampu lalu lintas menyala merah, semua pengendara berhenti
Gejala
(sympton)
Tanda yang tidak disengaja tetapi alamiah untuk menunjukkan sesuatu akan terjadi.
Badan panas tinggi merupakan gejala pemyakit tipus
Gerak isyarat
(gesture)
Tanda yang dilakukan dengan menggunakan anggota badan.
Gelengan kepala tandanya tidak setuju
Kode
Suatu tanda yang disepakati bersama untuk maksud tertentu.
Kode rahasia petugas keamanan
Indeks
Tanda yang menunjukkkan sesuatu yang
lain.
Suara gemuruh air tandanya ada air terjun
Ikon
Tanda yang paling mirip dengan sesuatu yang diwakilinya.
Patung pahlawan merupakan ikon pahlawan itu sendiri

3.      Bahasa itu berupa bunyi
Menurut Kridalaksana (1983) bunyi adalah kesan pada pusat saraf sebagai akibat dari getaran gendang telinga yang bereaksi karena perubahan dalam tekanan udara. Bunyi bahasa adalah bunyi yang dihasilkan alat ucap manusia. Tetapi juga tidak semua bunyi yang dihasilkan oleh alat ucap manusia termasuk bunyi bahasa.
4.      Bahasa itu bersifat arbitrer
Kata arbitrer bisa diartikan sewenang-wenang, berubah-ubah, tidak tetap, mana suka. Yang dimaksud dengan istilah arbitrer itu adalah tidak adanya hubungan wajib antara lambang bahasa (yang berwujud bunyi itu) dengan konsep atau pengertian yang dimaksud oleh lambang tersebut. Ferdinant de Saussure (1966: 67) dalam dikotominya membedakan apa yang dimaksud signifiant dan signifie. Signifiant (penanda) adalah lambang bunyi itu, sedangkan signifie (petanda) adalah konsep yang dikandung signifiant.
Bolinger (1975: 22) mengatakan: Seandainya ada hubungan antara lambang dengan yang dilambangkannya itu, maka seseorang yang tidak tahu bahasa tertentu akan dapat menebak makna sebuah kata apabila dia mendengar kata itu diucapkan. Kenyataannya, kita tidak bisa menebak makna sebuah kata dari bahasa apapun (termasuk bahasa sendiri) yang belum pernah kita dengar, karena bunyi kata tersebut tidak memberi ”saran” atau ”petunjuk” apapun untuk mengetahui maknanya.
5.      Bahasa itu bermakna
Salah satu sifat hakiki dari bahasa adalah bahasa itu berwujud lambang. Sebagai lambang, bahasa melambangkan suatu pengertian, suatu konsep, suatu ide, atau suatu pikiran yang ingin disampaikan dalam wujud bunyi itu. Maka, dapat dikatakan bahwa bahasa itu mempunyi makna. Karena bahasa itu bermakna, maka segala ucapan yang tidak mempunyai makna dapat disebut bukan bahasa.
[kucing], [mandi], [sekolah], [tawa], [lari bermakna bahasa
[fgtrwq], [lkoiuy], [yghtr], [ncxsaz] tidak bermakna bukan bahasa
6.      Bahasa itu bersifat konvensional
Meskipun hubungan antara lambang bunyi dengan yang dilambangkannya bersifat arbitrer, tetapi penggunaan lambang tersebut untuk suatu konsep tertentu bersifat konvensional. Artinya, semua anggota masyarakat bahasa itu mematuhi konvensi bahwa lambang tertentu itu digunakan untuk mewakili konsep yang diwakilinya. Misalnya, binatang berkaki empat yang biasa dikendarai, dilambangkan dengan bunyi [kuda], maka anggota masyarakat bahasa Indonesia harus mematuhinya. Kalau tidak dipatuhinya dan digantikan dengan lambang lain, maka komunikasi akan terganggu.
7.      Bahasa itu bersifat unik
Bahasa dikatakan bersifat unik, artinya setiap bahasa mempunyai ciri khas sendiri yang tidak dimiliki oleh bahasa lainnya. Ciri khas ini bisa menyangkut sistem bunyi, sistem pembentukan kata, sistem pembentukan kalimat, atau sistem-sistem lainnya.
8.      Bahasa itu bersifat universal
Selain bersifat unik, bahasa juga bersifat universal. Artinya, ada ciri-ciri yang sama yang dimiliki oleh setiap bahasa yang ada di dunia ini. Misalnya, ciri universal bahasa yang paling umum adalah bahwa bahasa itu mempunyai bunyi bahasa yang terdiri dari vokal dan konsonan, dan setiap bahasa memiliki pola dalam kalimatnya seperti S, P, O.
9.      Bahasa itu bersifat produktif
Bahasa bersifat produktif, artinya meskipun unsur-unsur bahasa itu terbatas, tetapi dengan unsur-unsur yang jumlahnya terbatas itu dapat dibuat satuan-satuan bahasa yang tidak terbatas, meski secara relatif, sesuai dengan sistem yang berlaku dalam bahasa itu. Misalnya, kita ambil fonem dalam bahasa Indonesia, /a/, /i/, /k/, dan /t/. Dari empat fonem tersebut dapat kita hasilkan satuan-satuan bahasa:
·         /i/-/k/-/a/-/t/
·         /k/-/i/-/t/-/a/
·         /k/-/i/-/a/-/t/
·         /k/-/a/-/i/-/t/
10.  Bahasa itu bervariasi
Anggota masyarakat suatu bahasa biasanya terdiri dari berbagai orang dengan berbagai status sosial dan latar belakang budaya yang tidak sama. Karena perbedaan tersebut maka bahasa yang digunakan menjadi bervariasi. Ada tiga istilah dalam variasi bahasa yaitu:
·         Idiolek Ragam bahasa yang bersifat perorangan.
·         Dialek Variasi bahasa yang digunakan oleh sekelompok anggota masyarakat pada suatu tempat atau suatu waktu.
·         Ragam Variasi bahasa yang digunakan dalam situasi tertentu. Misalnya, ragam baku dan ragam tidak baku.
11.  Bahasa itu bersifat dinamis
Bahasa tidak pernah lepas dari segala kegiatan dan gerak manusia sepanjang keberadaan manusia itu sebagai makhluk yang berbudaya dan bermasyarakat. Karena keterikatan dan keterkaitan bahasa itu dengan manusia, sedangkan dalam kehidupannya di dalam masyarakat kegiatan manusia itu selalu berubah, maka bahasa menjadi ikut berubah, menjadi tidak tetap, menjadi dinamis. Perubahan itu dapat berupa pemunculan kata atau istilah baru, peralihan makna sebuah kata, dan perubahan-perubahan lainnya.
12.  Bahasa itu manusiawi
Alat komunikasi manusia berbeda dengan binatang. Alat komunikasi binatang bersifat tetap, statis. Sedangkan alat komunikasi manusia, yaitu bahasa bersifat produktif dan dinamis. Maka, bahasa bersifat manusiawi, dalam arti bahasa itu hanya milik manusia dan hanya dapat digunakan oleh manusia.

D.    FUNGSI BAHASA
Fungsi bahasa secara umum dapat dibagi menjadi 4 bagian yaitu:
1.      Alat komunikasi
Bahasa berfungsi sebagai alat komunikasi antara anggota masyarakat. Fungsi tersebut digunakan dalam berbagai lingkungan, tingkatan, dan kepentingan yang beraneka ragam, misalnya : komunikasi ilmiah, komunikasi bisnis, komunikasi kerja, dan komunikasi sosial, dan komunikasi budaya.
2.      Alat mengekspresikan diri
Bahasa sebagai ekspresi diri dapat dilakukan dari tingkat yang paling sederhana sampai yang paling kompleks atau tingkat kesulitan yang sangat tinggi. Ekspresi sederhana, misalnya, untuk menyatakan cinta (saya akan senatiasa setia, bangga dan prihatin kepadamu), lapar (sudah saatnya kita makan siang).
3.      Alat berintegrasi dan beradaptasi sosial
Dengan bahasa orang dapat menyatakan hidup bersama dalam suatu ikatan. Misalnya : integritas kerja dalam sebuah institusi, integritas karyawan dalam sebuah departemen, integritas keluarga, integritas kerja sama dalam bidang bisnis, integritas berbangsa dan bernegara.
4.      Alat kontrol sosial
Bahasa sebagai kontrol sosial berfungsi untuk mengendalikan komunikasi agar orang yang terlibat dalam komunikasi dapat saling memahami. Masing-masing mengamati ucapan, perilaku, dan simbol-simbol lain yang menunjukan arah komunikasi. Bahasa kontrol ini dapat diwujudkan dalam bentuk : aturan, anggaran dasar, undang- undang dan lain-lain.
Bahasa merupakan alat komunikasi bagi manusia untuk berinteraksi dalam kehidupan bermasyarakat. Bahasa memiliki ciri-ciri dan sifat yang hakiki, sifat yang hakiki itu yakni bahasa itu adalah sebuah sistem,berwujud lambang, berupa bunyi, bersifat arbitrer, bahasa itu bermakna, konvensional, unik, universal, produktif, bervariasi, dinamis, dan sebagai alat interaksi sosial dan merupakan identitas penuturnya.



DAFTAR PUSTAKA


Forester, Aldy. 2013. Pengertian dan Fungsi Bahasa. http://aldyforester.wordpress.com/2013/03/24/pengertian-dan-fungsi-bahasa/

Kridalaksana, Harimurti. 2008. Kamus Linguistik. Jakarta :  Gramedia Pustaka Utama.