A. PENGERTIAN BAHASA
Bahasa
adalah sistem lambang bunyi yang arbitrer yang digunakan oleh para anggota
kelompok sosial untuk bekerja sama, berkomunikasi, dan mengidentifikasikan
diri. (Kridalaksana: 1983)
Bahasa
memiliki pengertian yang sangat luas. Bahasa merupakan suatu sistem lambang
bunyi ujaran yang digunakan oleh manusia untuk berinteraksi dalam kehidupan
bermasyarakat. Suatu bahasa yang baik dan benar berdasarkan suatu sistem
tertentu yaitu seperangkat aturan yang dipatuhi oleh pemakai bahasa tersebut
yang memliki fungsi sebagai sarana komunikasi serta sebagai sarana integrasi
dan adaptasi.
B. ASPEK BAHASA
Bahasa
merupakan suatu sistem komunikasi yang mempergunakan simbol-simbol vokal (bunyi
ujaran) yang bersifat arbitrer, yang dapat diperkuat dengan gerak-gerik
badaniah yang nyata. Ia merupakan simbol karena rangkaian bunyi yang dihasilkan
oleh alat ucap manusia harus diberikan makna tertentu pula. Simbol adalah tanda
yang diberikan makna tertentu, yaitu mengacu kepada sesuatu yang dapat diserap
oleh panca indra.
Berarti
bahasa mencakup dua bidang, yaitu vokal yang dihasilkan oleh alat ucap manusia,
dan arti atau makna yaitu hubungan antara rangkaian bunyi vokal dengan barang
atau hal yang dirujuknya itu. Bunyi itu juga merupakan getaran yang merangsang
alat pendengar kita (yang ditangkap oleh panca indra kita, sedangkan arti
adalah isi yang terkandung di dalam arus bunyi yang menyebabkan dua reaksi atau
tanggapan dari orang lain).
Arti
yang terkandung dalam suatu rangkaian bunyi bersifat arbitrer atau manasuka.
Arbitrer atau manasuka berarti tidak terdapat suatu keharusan bahwa suatu
rangkaian bunyi tertentu harus mengandung arti yang tertentu pula. Apakah
seekor hewan dengan ciri-ciri tertentu dinamakan anjing, dog, hund, chien atau
canis itu tergantung dari kesepakatan anggota masyarakat bahasa itu
masing-masing.
C. HAKIKAT BAHASA
Hakikat
bahasa menurut Harimurti Kridalaksana dalam Kamus Linguistik edisi ketiga
adalah sistem lambang bunyi yang arbitrer, yang dipergunakan oleh para anggota
suatu masyarakat untuk bekerja sama, berinteraksi, dan mengidentifikasikan
diri.
Ciri
atau sifat yang hakiki dari bahasa yaitu: Bahasa itu adalah sebuah sistem. Bahasa
itu berwujud lambang. Bahasa itu berupa bunyi. Bahasa itu bersifat arbitrer.
Bahasa itu bermakna. Bahasa itu bersifat konvensional. Bahasa itu bersifat
unik. Bahasa itu bersifat universal. Bahasa itu bersifat produktif. Bahasa itu
bervariasi. Bahasa itu bersifat dinamis, dan bahasa itu manusiawi.
1. Bahasa itu adalah sebuah sistem
Sistem berarti susunan
teratur berpola yang membentuk suatu keseluruhan yang bermakna atau berfungsi.
sistem terbentuk oleh sejumlah unsur yang satudan yang lain berhubungan secara
fungsional. Bahasa terdiri dari unsur-unsur yang secara teratur tersusun
menurut pola tertentu dan membentuk satu kesatuan.
Sebagai sebuah
sistem,bahasa itu bersifat sistematis dan sistemis. Sistematis artinya bahasa
itu tersusun menurut suatu pola, tidak tersusun secara acak. Sistemis artinya
bahasa itu bukan merupakan sistem tunggal, tetapi terdiri dari sub-subsistem
atau sistem bawahan (dikenal dengan nama tataran linguistik).
Tataran linguistik
terdiri dari tataran fonologi, tataran morfologi, tataran sintaksis, tataran
semantik, dan tataran leksikon.
2. Bahasa itu berwujud lambang
Lambang dengan berbagai
seluk beluknya dikaji orang dalam bidang kajian ilmu semiotika, yaitu ilmu yang
mempelajari tanda-tanda yang ada dalam kehidupan manusia. Dalam semiotika
dibedakan adanya beberapa tanda yaitu: tanda (sign), lambang (simbol), sinyal
(signal), gejala (sympton), gerak isyarat (gesture), kode, indeks, dan ikon.
Lambang bersifat
arbitrer, artinya tidak ada hubungan langsung yang bersifat wajib antara
lambang dengan yang dilambangkannya.
Jenis tanda
|
Keterangan
|
Contoh
|
Tanda
(Sign)
|
Sesuatu yang dapat mewakili
ide, pikiran, perasaan, benda, dan tindakan secara langsung dan ilmiah.
|
Ada asap tandanya ada api
|
Lambang
(simbol)
|
Menandai sesuatu secara tidak
langsung, secara konvensional.
|
Bendera hitam tandanya ada
orang meninggal
|
Sinyal
(signal)
|
Tanda yang disengaja dibuat
oleh pemberi sinyal agar si penerima sinyal melakukan sesuatu.
|
Lampu lalu lintas menyala
merah, semua pengendara berhenti
|
Gejala
(sympton)
|
Tanda yang tidak disengaja
tetapi alamiah untuk menunjukkan sesuatu akan terjadi.
|
Badan panas tinggi merupakan
gejala pemyakit tipus
|
Gerak isyarat
(gesture)
|
Tanda yang dilakukan dengan
menggunakan anggota badan.
|
Gelengan kepala tandanya tidak setuju
|
Kode
|
Suatu tanda yang disepakati
bersama untuk maksud tertentu.
|
Kode rahasia petugas keamanan
|
Indeks
|
Tanda yang menunjukkkan sesuatu
yang
lain.
|
Suara gemuruh air tandanya ada air terjun
|
Ikon
|
Tanda yang paling mirip dengan
sesuatu yang
diwakilinya.
|
Patung pahlawan merupakan ikon pahlawan itu sendiri
|
3. Bahasa itu berupa bunyi
Menurut Kridalaksana
(1983) bunyi adalah kesan pada pusat saraf sebagai akibat dari getaran gendang telinga
yang bereaksi karena perubahan dalam
tekanan
udara. Bunyi bahasa adalah bunyi yang dihasilkan alat ucap manusia. Tetapi juga
tidak semua bunyi yang dihasilkan oleh alat ucap manusia termasuk bunyi bahasa.
4. Bahasa itu bersifat arbitrer
Kata arbitrer bisa
diartikan sewenang-wenang, berubah-ubah, tidak tetap, mana suka. Yang dimaksud dengan
istilah arbitrer itu adalah tidak adanya hubungan wajib antara lambang bahasa
(yang berwujud bunyi itu) dengan konsep atau pengertian yang dimaksud oleh
lambang tersebut. Ferdinant de Saussure
(1966:
67) dalam dikotominya membedakan apa yang dimaksud signifiant dan signifie. Signifiant (penanda)
adalah lambang bunyi itu, sedangkan signifie (petanda) adalah konsep yang
dikandung signifiant.
Bolinger (1975: 22)
mengatakan: Seandainya ada hubungan antara lambang dengan yang dilambangkannya
itu, maka seseorang yang tidak tahu bahasa tertentu akan dapat menebak makna
sebuah kata apabila dia mendengar kata itu diucapkan. Kenyataannya, kita tidak
bisa menebak makna sebuah kata dari bahasa apapun (termasuk bahasa sendiri)
yang belum pernah kita dengar, karena bunyi kata tersebut tidak memberi ”saran”
atau ”petunjuk” apapun untuk mengetahui maknanya.
5. Bahasa itu bermakna
Salah satu sifat hakiki
dari bahasa adalah bahasa itu berwujud lambang. Sebagai
lambang, bahasa melambangkan suatu pengertian, suatu konsep, suatu ide, atau suatu pikiran yang ingin
disampaikan dalam wujud bunyi itu. Maka, dapat dikatakan bahwa bahasa itu
mempunyi makna. Karena bahasa itu bermakna, maka segala ucapan yang tidak
mempunyai makna dapat disebut bukan bahasa.
[kucing], [mandi], [sekolah],
[tawa], [lari › bermakna › bahasa
[fgtrwq], [lkoiuy], [yghtr],
[ncxsaz] › tidak bermakna › bukan bahasa
6. Bahasa itu bersifat konvensional
Meskipun hubungan
antara lambang bunyi dengan yang dilambangkannya bersifat
arbitrer, tetapi penggunaan lambang tersebut untuk suatu konsep tertentu bersifat konvensional. Artinya,
semua anggota masyarakat bahasa itu mematuhi konvensi bahwa lambang tertentu
itu digunakan untuk mewakili konsep yang diwakilinya. Misalnya, binatang
berkaki empat yang biasa dikendarai,
dilambangkan
dengan bunyi [kuda], maka anggota masyarakat bahasa Indonesia harus mematuhinya. Kalau tidak
dipatuhinya dan digantikan dengan lambang lain, maka
komunikasi akan terganggu.
7. Bahasa itu bersifat unik
Bahasa dikatakan
bersifat unik, artinya setiap bahasa mempunyai ciri khas sendiri yang tidak dimiliki oleh
bahasa lainnya. Ciri khas ini bisa menyangkut sistem
bunyi, sistem pembentukan kata, sistem pembentukan kalimat, atau sistem-sistem lainnya.
8. Bahasa itu bersifat universal
Selain bersifat unik,
bahasa juga bersifat universal. Artinya, ada ciri-ciri yang sama yang dimiliki oleh setiap
bahasa yang ada di dunia ini. Misalnya, ciri universal bahasa yang paling umum
adalah bahwa bahasa itu mempunyai bunyi bahasa yang terdiri dari vokal dan
konsonan, dan setiap bahasa memiliki pola dalam kalimatnya seperti S, P, O.
9. Bahasa itu bersifat produktif
Bahasa bersifat
produktif, artinya meskipun unsur-unsur bahasa itu terbatas, tetapi dengan
unsur-unsur yang jumlahnya terbatas itu dapat dibuat satuan-satuan bahasa yang
tidak terbatas, meski secara relatif, sesuai dengan sistem yang berlaku dalam
bahasa itu. Misalnya, kita ambil fonem dalam bahasa Indonesia, /a/, /i/, /k/, dan /t/. Dari empat fonem
tersebut dapat kita hasilkan satuan-satuan
bahasa:
·
/i/-/k/-/a/-/t/
·
/k/-/i/-/t/-/a/
·
/k/-/i/-/a/-/t/
·
/k/-/a/-/i/-/t/
10. Bahasa itu bervariasi
Anggota masyarakat
suatu bahasa biasanya terdiri dari berbagai orang dengan
berbagai status sosial dan latar belakang budaya yang tidak sama. Karena perbedaan tersebut maka bahasa yang
digunakan menjadi bervariasi. Ada tiga
istilah
dalam variasi bahasa yaitu:
·
Idiolek › Ragam bahasa yang bersifat
perorangan.
·
Dialek › Variasi bahasa yang digunakan oleh sekelompok
anggota masyarakat pada suatu tempat atau
suatu waktu.
·
Ragam › Variasi bahasa yang digunakan dalam situasi
tertentu. Misalnya,
ragam baku dan ragam tidak baku.
11. Bahasa itu bersifat dinamis
Bahasa tidak pernah
lepas dari segala kegiatan dan gerak manusia sepanjang keberadaan manusia itu sebagai
makhluk yang berbudaya dan bermasyarakat.
Karena
keterikatan dan keterkaitan bahasa itu dengan manusia, sedangkan dalam kehidupannya di dalam masyarakat
kegiatan manusia itu selalu berubah, maka
bahasa
menjadi ikut berubah, menjadi tidak tetap, menjadi dinamis. Perubahan itu dapat berupa pemunculan kata atau
istilah baru, peralihan makna sebuah kata, dan perubahan-perubahan
lainnya.
12. Bahasa itu manusiawi
Alat komunikasi manusia
berbeda dengan binatang. Alat komunikasi
binatang
bersifat tetap, statis. Sedangkan alat komunikasi manusia, yaitu bahasa bersifat produktif dan dinamis.
Maka, bahasa bersifat manusiawi, dalam arti
bahasa
itu hanya milik manusia dan hanya dapat digunakan oleh manusia.
D. FUNGSI BAHASA
Fungsi bahasa secara umum dapat dibagi menjadi 4
bagian yaitu:
1.
Alat komunikasi
Bahasa berfungsi sebagai alat komunikasi antara anggota masyarakat. Fungsi
tersebut digunakan dalam berbagai lingkungan, tingkatan, dan kepentingan yang
beraneka ragam, misalnya : komunikasi ilmiah, komunikasi bisnis, komunikasi
kerja, dan komunikasi sosial, dan komunikasi budaya.
2.
Alat mengekspresikan diri
Bahasa sebagai ekspresi diri dapat dilakukan dari tingkat yang paling
sederhana sampai yang paling kompleks atau tingkat kesulitan yang sangat
tinggi. Ekspresi sederhana, misalnya, untuk menyatakan cinta (saya akan
senatiasa setia, bangga dan prihatin kepadamu), lapar (sudah saatnya kita makan
siang).
3.
Alat berintegrasi dan beradaptasi sosial
Dengan bahasa orang dapat menyatakan hidup bersama dalam suatu ikatan.
Misalnya : integritas kerja dalam sebuah institusi, integritas karyawan dalam
sebuah departemen, integritas keluarga, integritas kerja sama dalam bidang
bisnis, integritas berbangsa dan bernegara.
4.
Alat kontrol sosial
Bahasa sebagai kontrol sosial berfungsi untuk mengendalikan komunikasi agar
orang yang terlibat dalam komunikasi dapat saling memahami. Masing-masing
mengamati ucapan, perilaku, dan simbol-simbol lain yang menunjukan arah
komunikasi. Bahasa kontrol ini dapat diwujudkan dalam bentuk : aturan, anggaran
dasar, undang- undang dan lain-lain.
Bahasa
merupakan alat komunikasi bagi manusia untuk berinteraksi dalam kehidupan
bermasyarakat. Bahasa memiliki ciri-ciri dan sifat yang hakiki, sifat yang
hakiki itu yakni bahasa itu adalah sebuah sistem,berwujud lambang, berupa
bunyi, bersifat arbitrer, bahasa itu bermakna, konvensional, unik, universal,
produktif, bervariasi, dinamis, dan sebagai alat interaksi sosial dan merupakan
identitas penuturnya.
DAFTAR PUSTAKA
Kridalaksana, Harimurti. 2008. Kamus Linguistik. Jakarta : Gramedia
Pustaka Utama.